METABOLISME TUMBUHAN DAN HEWAN
(
Laporan Praktikum Biologi Dasar )
Oleh
Andi Setiadi
1414121025
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul Percobaan : Metabolisme
Tumbuhan dan Hewan
Tanggal Percobaan :
14 Oktober 2014
Tempat Percobaan :
Laboratorium Botani II
Nama : Andi Setiadi
NPM : 1414121025
Fakultas :
Pertanian
Jurusan :
Agroteknologi
Kelompok :
1 (satu)
Bandar Lampung, 14 Oktober 2014
Mengetahui,
Asisten
Faisal
Rais
NPM 1017021034
Daftar Isi
Lembar Pengesahan
………………………………………………… i
Daftar
Isi ……………………………………………………………. ii
Bab
I Pendahuluan ………………………………………………….. 1
- Latar
Belakang …………………………………………….... 1
- Tujuan
Percobaan …………………………………………… 2
Bab II Tinjauan Pustaka
……………………………………………. 3
Bab III Metode Kerja
………………………………………………… 7
- Alat
dan Bahan ……………………………………………… 7
- Cara
Kerja …………………………………………………… 8
Bab IV Hasil dan Pembahasan
……………………………………… 10
- Data
Pengamatan …………………………………………… 10
- Pembahasan ………………………………………………… 11
Bab V Kesimpulan
………………………………….……………… 17
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metabolisme adalah seluruh proses biokimia yang
terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme terdiri dari anabolisme dan
katabolisme. Karena metabolisme sangat penting bagi kita. Kita perlu untuk
mempelajarinya dan membuktikan bahwa metabolisme memang terjadi
dan apa saja yang mempengaruhi prosesnya. Saat kita berada di bawah pohon yang
rindang kita akan merasa sejuk, rasa sejuk tersebut disebabkan kadar oksigen
yang ada lebih banyak. Oksigen ini dihasilkan dari tumbuhan yang memiliki zat
hijau daun, melalui proses metabolisme.
Fotosintesis adalah
suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil, dimana
energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia
(ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat
dari air dan karbon dioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari
tanaman disintesa dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung
pada kemampuan tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis.
Pengubahan energi sinar menjadi energi kimia (karbohidrat) dan kemudian
pengubahan energi kimia menjadi kimia ini menjadi energi-energi pada peristiwa
pernapasan dalam tubuh tumbuhan, hewan atau manusia itu merupakan rangkaian proses
kehidupan di dunia ini. Bila tiada fotosintesis, semua makhluk hidup, kecuali
beberapa akan terhenti hidupnya dan akan hilang dari permukaan bumi dalm waktu
singkat. Oleh karena itulah maka fotosintesis merupakan kegiatan pokok
I.2. Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah :
1.
Memahami proses
respirasi pada tumbuhan, uji dengan merancang percobaan mode respirometer.
2.
Memahami hubungan
antara metode kerja pengukuran metabolisme yang dilakukan dengan hakikat
respirasi seluler pada hewan dan tumbuhan.
3.
Mengidentifikasi
faktor – faktor yang mempengaruhi dan dipengaruhi pada percobaan fotosintesis
4.
Membuktikan
terbuntuknya amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metabolisme adalah
reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah
suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme terdiri atas dua proses yaitu anabolisme
dan katabolisme. Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia
melalui sintesis senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme
adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik
melalui proses respirasi. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik
oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit. Atau dengan pengertian lain: Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul
kompleks dari molekul sederhana, contoh fotosintesis. Katabolisme adalah
penguraian molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana, contoh
respirasi. (Renobayan
2012).
Katabolisme
adalah membebaskan energy dengan cara merombak molekul-molekul kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana. Sebuah proses utama metabolisme adalah respirasi
seluler, dimana gula glukosa dan bahan organic lainnya di rombak menjadi
karbodioksida dan air. Molekul-molekul mutlak yang di perlukan agar metabolisme
dapat berlangsung yakni ATP (Adenosin Tripospat) sangat erat hubungannya dengan
satu jenis nukleotida berenergy tinggi yang tersusun atas gula pentose, basa
nitrogen adenine dan mengikat tiga gugus fosfat yang di sebut bifosfat. ATP
menggerakkan kerja seluler melalui pengkopelan reaksi eksergonik dengan reaksi
endergonic.
ATP
adalah suatu pintu putar yang dilalui energy pada waktu mengalami pemindahan
dari proses katabolik ke jalur anabolic. Siklus calvin merupakan jalur metabolisme
dalam stroma kloroplas, suatu enzim (rubisko) menggabungkan karbon dioksida
dengan ribulosa bofosfat (RUBP), gula berkarbon lima, kemudian dengan
menggunakan electron dari NADPH dan energy dari ATP. Siklus ini mensintesis
gula berkarbon tiga gliseraldehid 3 fosfat. Sebagian besar G3P digunakan
kembali dalam siklus itu dan di ubah menjadi gula dan molekul organic esensial
lain (Cambell,2000).
Didalam
anabolisme terdapat proses fotosintesis. Dimana fotosintesis merupakan proses
pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi dari
komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme
autotrofik lainya dengan keberadaan cahaya matahari. Fotosintesis berlangsung
melalui dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang adalah
reaksi yang berlangsung karena bantuan cahaya matahari. Dalam proses ini,
dihasilkan ATP dalam jumlah kecil seperti juga dimitrokondria, pembentukan ATP
dipercaya terjadi secara kemiosmotik karena ATP dibentuk seiring dengan penyerapan
cahaya, reaksi tersebut diberi nama fotofosforilasi. Elektron klorofil yang
terenergisasi pada akhirnya menyelesaikan satu sirkuit, sehingga jalur itu
disebut fotofosforolasi siklik. Sedangkan keseluruhan jalur perpindahan
elektron dari air menuju fotosistem II, terus kefotosistem I, lalu ke NADP
disebut fosforilasi nonsiklik. Reaksi Gelap adalah jalur dimana terjadi reduksi
CO2 menjadi gula. Komponen-komponen reaksi tersebut reaksi tersebut distroma
kloroplas. Reaksi gelap sesungguhnya tidak benar-benar harus terjadi dalam
kondisi gelap, hanya saja reaksi itu tidak bergantung pada matahari. (George J. 2006).
Fotosintesis
merupakan contoh dari metabolisme yaitu reaksi penyusunan senyawa kimia
kompleks (organik) yang memerlukan energy cahaya, proses ini dapat berlangsung
di dalam pigmen sel tertentu dengan bahan karbon dioksida dan air. Proses
fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel
yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen tidak
mampu menyelenggarakan fotosintesis. Di dalam daun terdapat faktor pembeda yang
memungkinkan penyerapan spectrum berbeda-beda. Pigmen fotosintesis terdapat
pada membrane tilakoid. Produk akhir yang berupa glukosa di bentuk di dalam
stroma.
Fotosistem
adalah suatu unit yang mampu menangkap energy cahaya matahari yang terdiri dari
klorofil a, kompleks antene dan akseptor electron. Fotosistem dapat di bedakan
menjadi dua yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada fotosistem I penyerapan
energy cahaya dilakukan oleh klorofil a yang di sebut p700. Energy yang
diperoleh p700 ditransfer dari kompleks antene. Pada fotosistem II penyerapan
energy dilakukan oleh klorofil a yang sensitive terhadap panjang gelombang 680
nm. Secara sederhana reaksi kimia proses fotosintesis dapat dibedakan menjadi
dua. Yakni reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang menggunakan energy
cahaya, berlangsung di dalam membran tilakoid dari klorofil, menghasilkan
senyawa ATP dan NaDPH. Kedua senyawa yang di hasilkan dalam reaksi terang ini
akan di gunakan ddalam reaksi gelap. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma
dari kloroplas, menghasilkan glukosa (Slamet, 2004).
Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah
matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu
dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum,
masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga
pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan
dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya
matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ
untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel.
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang
tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik
seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri,
hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya
(Lakitan, 2007).
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan Bahan
Alat :
Respirometer (sederhana)
Pipet tetes / jarum suntik
Neraca mekanik
Stop watch
Cawan petri
Pemanas listrik
Pinset
Gelas piala 100 ml
Alat tulis
Kapas
Jangkrik jantan dan betina
KOH
Vaselin
Eosin
Kecambah tumbuhan
Air suling
Alkohol 96%
Larutan iodium
Daun tumbuhan
Alumunium foil
B.
Cara Kerja
Respirasi pada hewan
1. Timbanglah jangkrik / belalang
dan catat hasilnya
2. Siapkan kristal KOH yang
dibungkus dengan kapaas secukupnya, kemudian taruh ke dalam botol respirometer
3. Suntikkan eosin ke dalam tabung
mistar respirometer hingga mencapai skala nol
4. Masukkan satu ekor jangkrik atau
belalang yang telah ditimbang ke dalam botol respirometer
5. Sambungkan botol dan tabung
mistar respirometer dan rekatkan dengan vaselin
6. Amati jalannya eosin yang semakin
masuk ke dalam tabung respirometer setiap + 2 menit sekali, amati posisi
diskus eosin sebelah dalam pada skala respirometer dan catat hasilnya, kemudian
lanjutkan hingga 2 menit yang keempat
7. Setelah waktu pengukuran selesai,
ulangi pekerjaan untuk jangkrik dan belalang yang lain
8. Susun data yang diperoleh sesuai
tabel dan bandingkan hasilnya.
9. Hubungkan perbandingan data yang
sidapat dengan faktor – faktor respirasi
Respirasi
pada tumbuhan
1. Timbang tanaman kecambah
2. Ambil kapas, masukkan ke dalam
tabung respirometer dan beri 5 ml KOH/NaOH
3. Masukkan kain kasa dalam tabung
tersebut dan letakkan di atas kapas
4. Masukkan kecambah kacang hijau ke
dalam tabung respirometer dengan posisi tabung ditidurkan dan biarkan sebentar
(sekitar 3 menit)
5. Tutup respirometer dengan pipa
bersekala
6. Teteskan larutan safranin pada
pipa berkala
7. Tunggu setelah 5 menit safranin
tidak pada posisi nol
8. Baca skalanya pada tiap 2 menit
hingga pembacaan keempat
9. Ulangi percobaab untuk kecambah
jenis lain
Fotosintesis
1. Pilihlah tumbuhan yang dekat (di
anjurkan daun ubi kayu) yang baik dan segar.
2. Pada sore hari tutuplah bagian
tengah daun dengan kertas alumunium foil, lipat dan beri penjepit agar tidak
terlepas
3. Pada keesokan harinya, setelah
daun terkena cahaya matahari selama beberapa jam, petiklah daun tersebu dan
buka kertas alumunium foilnya, masukkan ke dalam air mendidih hingga agak layu
4. Masukkan daun ke dalam alkohol
panas sampai warna daun agak putih/pucat.
5. Dengan menggunakan pinset,
pindahkan daun ke dalam cawan petri, kemudian tetesi dengan larutan iodium
hingga merata ke seluruh permukaan daun.
6. Perhatikan perubahan warna yang
terjadi pada daun, kemudian bahas dan buat apa yang dapat disimpulkan dari
percobaan ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
No
|
Jenis Sampel
|
Massa (gr)
|
Waktu (s)
|
ml
|
V (ml.gr/s)
|
1
|
Jangkrik Jantan (Kelompok 1)
|
0.44
|
120
|
0.40
|
|
2
|
Jangkrik Jantan (Kelompok 2)
|
0.51
|
120
|
0.41
|
|
3
|
Jangkrik Jantan (Kelompok 3)
|
0.11
|
120
|
0.28
|
|
4
|
Jangkrik Jantan (Kelompok 4)
|
0.40
|
120
|
0.55
|
|
5
|
Jangkrik Jantan (Kelompok 5)
|
0.11 |
120 |
0.42 |
|
6
|
Jangkrik Betina (Kelompok 1)
|
0.49
|
120
|
0.38
|
|
7
|
Jangkrik Betina (Kelompok 2)
|
0.51
|
120
|
0.32
|
|
8
|
Jangkrik Betina (Kelompok 3)
|
0.33
|
120
|
0.42
|
|
9
|
Jangkrik Betina (Kelompok 4)
|
0.29
|
120
|
0.27
|
|
10
|
Jangkrik Betina (Kelompok 5)
|
0.33 |
120 |
0.28 |
|
Tabel 1
Respirasi pada hewan jangkrik
No
|
Jenis Sampel
|
Massa (gr)
|
Waktu (s)
|
ml
|
V (ml.gr/t)
|
1
|
Kecambah
(Kelompok 1)
|
0.74
|
120
|
0.07
|
|
2
|
Kecambah
(Kelompok 2)
|
2.88
|
120
|
0.06
|
|
3
|
Kecambah
(Kelompok 3)
|
1.04
|
120
|
0.07
|
|
4
|
Kecambah
(Kelompok 4)
|
4.50
|
120
|
0.12
|
|
5
|
Kecambah
(Kelompok 5)
|
1.04 |
120 |
0.08 |
|
Tabel 2
Respirasi pada tumbuhan kecambah
No
|
Objek
|
Perlakuan
|
Warna Hasil
|
1
|
Daun Ubi Kayu (Singkong)
|
dibungkus Alumunium foil
|
Hijau
|
alumunium foil dibuka
|
Hijau Pucat
|
dicelupkan air panas
|
Hijau Pucat
|
direbus alkohol
|
Hijau Keputihan
|
ditetesi iodin
|
Hijau Keputihan
|
Tabel 3 Fotosintesis
pada daun ubi kayu (singkong)
B. Pembahasan
Percobaan yang kami lakukan yaitu tentang respirasi pada hewan. Pertama
–tama jangkrik jantan dan jangkrik betina dipisahkan dan dipilih masing –
masing satu ekor. Setelah di pilih jangkrik ditimbang menggunakan neraca dan hasilnya dicatat.
Kemudian, kristal KOH dibungkus di dalam kapas kemudian di masukkan ke dalam
tabung respirometer setelah itu barulah satu ekor jangkrik jantan dimasukkan
juga. Pada tabung mistar repirometer diolesi menggunakan vesilin kemudian
barulah di satukan dengan tabung respirometernya. Eosin diambil dari wadah
menggunakan suntikan kemudian di suntikkan pada mistar respirometer pada skala
awal(nol). Larutan eosin akan bergerak mendekati tabung respirometer dan
dilihat serta di catat skala yang ada pada setiap 2(dua) menit sampai
keempatkalinya. Pada percobaan untuk respirasi hewan jangkrik bentina proses
percobaan dilakukan sama peris dengan percobaan pada jangkrik jantan.
Sedangkan pada respirasi tumbuhan kecambah proses
percobaannya adalah sebagai berikut, pertama dipilih dua batang tanaman kecambah yang kira
– kira berbeda umurnya. Setelah di pilih kecambah ditimbang menggunakan neraca dan kemudian hasilnya
dicatat. Kemudian, kristal KOH dibungkus di dalam kapas kemudian di masukkan ke
dalam tabung respirometer setelah itu barulah dua batang kecambah tersebut
dimasukkan juga kedalam tabung respirometer. Pada tabung mistar repirometer
diolesi menggunakan vesilin kemudian barulah di satukan dengan tabung
respirometernya. Eosin diambil dari wadah menggunakan suntikan kemudian di
suntikkan pada mistar respirometer pada skala awal(nol). Larutan eosin akan
bergerak mendekati tabung respirometer dan dilihat serta di catat skala yang
ada pada setiap 2(dua) menit sampai keempatkalinya.
Pecobaan yang selanjutnya kami lakukan yaitu tentang
fotosintesis pada tumbuhan, percabaan yang kami lakukan yang pertama dipilh daun ubi kayu(singkong)
yang terlihat subur dan segar, pada pagi hari sebelum terbitnya matahari daun
tersebut di bungkus menggunakan kertas alimunium foil pada sebagian daun
tersebut. Kemudian, di biarkan selama satu hari sampai terjanyinya proses
fotosintesis. Pada saat sore hari dimana matahari sudah mulai terbenam, daun
singkong tersebut di petik kemudian kertas alumunium foilnya di lepaskan.
Selanjutnya ialah, daun yang baru dipetik tadi di celupkan pada air
mendidih/air panas setelah itu di rebus menggunakan alkohol mendidih. Daun
singkong diangkat menggunakan penjepit dan barulah dilakukan proses pengujian
amilum menggunakan larutan iodium yang di teteskan pada daun dengan menggunakan
pipet tetes. Perubahan warna yang terjadi pada daun di amati.
Pada proses percobaan respirasi pada hewan jangkrik
maupun tumbuhan pada ubi kayu(singkong), digunakan KOH yang dibungkus
menggunakan tisu. KOH yang ada pada tabung respirometer tersebut bertujuan
untuk menyerap karbon diokida (CO2) yang terdapat pada tabung sebagai hasil dari respirasi
itu sendiri. Selanjutnya dioleskan juga vaselin pada sambungan mistar
respirometer dengan tabung respirometer, hal ini bertujuan agar tidak ada
oksigen(O2) yang
masuk melalui celah sambungan tersebut. Kemudian disuntikkan pula erosin pada
ujung mistar respirometer yang berfungsi untuk menunjukkan jumlah mililiter
oksigen (O2) yang di
gunakan dalam proses respirasi tersebut.
Pada proses percobaan fotosintesis pada tanaman ubi
kayu(singkong), digunakaan kertas Alumunium foil yang berfungsi untuk mencegah
sinar matahari untuk mengenai daun pada ubi kayu(singkong) sehingga pada bagian
yang tertutupi tidak bisa melakukan fotosintesis. Setelah itu daun ubi
kayu(singkong) yang sudah di diamkan sampai satu hari, kemudian dipetik dan
celupkan pada air panas, hal ini betujuan untuk mematikan sel-sel yang ada pada
jaringan daun tersebut sehingga tidak dapat melanjutkan proses fotosintesisnya.
Setelah dipetik dan di rendam air panas daun ubi kayu(singkong) di rebus
menggunakan alkohol yang mendidih, hal ini berfungsi untuk menghilangkan
klorofil yang ada pada daun tersebut. Langkah terakhir dari percobaan ini
adalah dengan meneteskan iodin pada permukaan daun, iodin ini memiliki fungsi
sebagai penguji keberadaan dari ada tidaknya amilum. Jika mengandung amilum
maka hasilwarnanya akan menjadi keunguan, sedangkan jika tidak ditemukan adanya
amilum warnanya akan tetap hijau pucat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis
antara lain :
- Cahaya
Cahaya merupakan
sumber energi untuk fotosintesis. Intensitas cahaya yang tinggi akan membuat
fotosintesis menjadi efektif.
- Tahap Pertumbuhan
Pada saat masih
kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripadayang sudah besar karena
yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh membesar.
- Pigmen Penyerapan Cahaya
Klorofil merupakan
pigmen penyerapan cahaya. Untuk membuat klorofil, diperlukan ion magnesium yang
diserap dari tanah.
- Suhu/temperatur
Mempengaruhi enzim
untuk fotosintesis. Jika suhu naik 10°C, kerja
enzim
meningkat 2 kali lipat (tetapi hanya pada suhu tertentu, jika suhu terlalu
tinggi, justru merusak).
- Fotosintat
Apabila kadar hasil
bentukan fotosintesis sedikit maka tumbuhan akan terangsang untuk melakukan
fotosintesis lebuh giat daripada ketika kadar fotosintat tinggi.
- Ketersediaan CO2 dan H2O
Jika kekurangan air,
stomata menutup sehingga menghalangi masuknya CO2. Semakin banyak gas CO2 maka proses fotosintesis akan menjadi semakin baik.
Demikian juga dengan air yang digunakan untuk fotolisis air.
Dalam percobaan tersebut terdapat 2(dua) reaksi kimia
yaitu reaksi respirasi yang menghaasilkan energi dan reaksi fotosintesis yang
menghasilkan amilim, kedua reaksi tesebut andalah sebagai berikut :
- Reaksi
respirasi
C6H12O6 =======> 6CO2 + 6H2O +
Energi (ATP + Panas)
-
Reaksi fotosintesis
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Respirasi adalah salah satu raeaksi kimia yang berperan penting dalam
pembentukan energi. Respirasi termasuk kedalam reaksi katabolisme, yaitu
permbakan suatu senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Dalam reaksi repirasi diatas terdapat 1(satu) mol amilim/glukosa(C6H12O6) yang dirombak menjadai senyawa-senyawa yang lebih
sederhana yaitu 6(enam) mol karbon dioksida(CO2), 6(enam) mol hidrogen(H2O) dan energi yang
berupa ATP dan panas.
Fotosintesis
adalah salah satu reaksi kebalikan dari respirasi yang mana pada
fotosintesis, dibentuk senyawa yang lebih kompleks dari senyawa-senyawa yang
sederhana. Oleh kerena itu, reaksi fotosintesis termasuk kedalam reaksi
anabolisme. Dalam reaksi fotosintesis dibutuhkan 6(enam) mol karbon dioksida(CO2) dan 6(enam) mol hidrogen/air(H2O) yang dengan bantuan sinar matahari dan juga klorofil
akan dihasilkan amilum(C6H12O6)
dan juga 6(enam) oksigen(O2).
Untuk menghitung laju dari respirasi maka digunakan
sebuah rumus yaitu :
Keterangan :
V =
Laju respirasi
ml =
Udara yang digunakan dalam respirasi
t =
Waktu(s)
gr =
Massa(gram)
C.Perhitungan
Kelompok 1(satu) :
Laju respirasai pada jangkrik
jantan :
V = ml·gr è V = 0.4 · 0.44 è V =
0.001467
t 120 =
1.47 x 10ˉ³
Laju respirasai pada jangkrik
betina :
V =
ml·gr è V = 0.38 · 0.49 è V = 0.001551667
Laju respirasai pada kecambah :
V =
ml·gr è V = 0.07 · 0.74 è V = 0.000431667
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1.
Proses respirasi
pada tumbuhan dan hewan diuji dengan merancang percobaan dengan mode
respirometer yang dari percobaan tersebut didapatkan jumlah oksigen(O2) yang digunakan pada proses respirasi sehingga bisa
dihitung nilai dari laju reaksinya.
2.
Hubungan antara metode kerja pengukuran metabolisme
yang dilakukan dengan hakikat respirasi seluler pada hewan dan tumbuhan
menunjukkan bahwa respirasi selular yang dilakukan oleh hewan dapat diukur
dengan menggunakan tabung respirometer yang dengan mudah menunjukkan proses
respirasi yang dilakukan oleh tumbuhan atau hewan.
3.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi pada percobaan fotosintesis pada tumbuhan antara lain :
-
Cahaya
-
Tahap Pertumbuhan
-
Pigmen Penyerapan Cahaya
-
Suhu/temperatur
-
Fotosintat
-
Ketersediaan CO2 dan H2O
4.
Dari percoban
fotosintesis dapat dibuktikan bahwa pada daun yang melakukan fotosintesis
setelah dilakukan percobaan dengan larutan iodin maka akan berubah menjadi
keunguan,sedangkan pada bagian daun yang di tutupi tidak terjadi perubahan
warna. Hal itu menunjukkan bahwa proses fotosintesis akan menghaslkan amilum.
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, Neil A.
2000. biologi . Jakarta : Erlangga
George
dkk. 2006. BIOLOGI. Jakarta : Erlangga
Renobayan.
2011. Biologi. Jakarta: Grasindo
|
Salam Persahabatan Sains One SMAT 2013 |