Pengenalan Alat Stasiun Unila







STASIUN KLIMATOLOGI PERTANIAN MASGAR
(Laporan Praktikum Klimatologi Pertanian)








Oleh
Kelompok 3
Andi Setiadi 1414121025
Andri Lukmansyah 1414121029
Bekti Ningsaputri 1414121045














JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015






I. PEMBAHASAN



1.1 Informasi Stasiun

Nama Stasiun :  Stasiun Klimatologi Pertanian Masgar
Posisi :  Lab. Terpadu FP Unila
Provinsi         :  Lampung


1.2 Evaluasi Keadaan Sekitar

Stasiun Cuaca Unila didirikan dengan ukuran sekitar 10m2 dan terletak pada sebidang tangah yang rata. Stasiun ini dapat dikatakan cukup baik karena terlihat cukup dipelihara dengan baik, hal ini dapat diamati dari tiadanya rumput-rumput yang tumbuh secara liar pada stasiun ini. Selain dari pada itu, didalam stasiun ini sudah di pasang beberapa alat pengukur unsur-unsur cuaca yang dalam penempatannya sudah baik, karena tidak ada alat yang saling menutupi atau mengganggu alat lainnya. Stasiun cuaca ini memiliki keamanan yang tinggi/baik, karena pada stasiun ini sudah dibangun pagar dari beton dan kawat, serta hanya memiliki satu pintu yang dapat di kunci dengan gembok/pengaman. Sehingga stasiun cuaca ini akan aman dari ganguan-gangguan yang dapat merusak alat ataupun data yang akan dihasilkan.






1.2 Alat-Alat di Dalam Stasiun Cuaca
A. Campbell Stokes


Campbell stokes secara khusus dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama  matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang.  Campbell stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu:

  1. Bola kaca pejal ( umumnya berdiameter 96 mm).
  2. Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah – celah sebagai tempat kartu pencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi .
  3. Bagian Pendiri (stand),
  4. Bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di-leveling.
  5. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari.


Prinsip Kerja Alat :
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).


Cara Pengoprasian Alat :
a.      Setting –up

  1. Pilih tempat dimana Sinar matahari sepanjang hari bebas ke-arah alat.
  2. Permukaan dasar alat ditempatkan harus Stabil, Temp. Humidity, Angin dan vibrasi tidak mempengaruhi leveling. (disarankan pondasi terbuat dari beton/metal).
  3. Bagian terbuka mangkuk logam harus mengarah equator, yaitu : Bila alat ditempatkan pada belahan bumi Utara, mangkuk ke-arah Selatan atau sebaliknya.
  4. Leveling dapat dilakukan dengan mengatur posisi 3 buah mur.


b.      Memasang Pias

  1. Pias terdiri dari 3 jenis yaitu : Pias lurus dipasang pada pasangan celah yang ada ditengah mangkuk. Pias pendek pada pasangan celah bagian atas dan Pias panjang pada pasangan celah bagian bawah.
  2. Pias bengkok pendek dipergunakan dari 11 April – 31 Agustus. Pias lurus difunakan dari 1 September – 10 Oktober. Pias bengkok pnjng digunakan pada 11 Oktober -  
  3. Pias dimasukkan ke-celah, sehingga garis tanda jam 12.00 benar-benar tepat dengan tanda jam 12.00 pada mangkuk.
  4. Pada titik tertentu(kira-2. garis jam 14.00 & 10.00) mangkuk dilengkapi 3 lubang. Masukkan pin logam yang tergantung dengan rantai dari sisi luar kedalam salah satu lubang tersebut (sesuai pias), agar pias tidak berubah posisi.


c.       Pengaturan Utara – Selatan Dan Leveling

  1. Atur agar skala derajat lintang pada alat menunjukkan lintang tempat alat ditempatkan.
  2. Perhatikan jejak pembakaran pada pias, bila pengaturan Utara-Selatan dan leveling tepat maka jejak ini harus sejajar dengan garis tengah pias.
  3. Jejak pembakaran yang tepat jatuh pada titik pusat pias (tengah hari), harus sama dengan nilai True Solar Time, yaitu waktu matahari tepat berada pada titik nadir/puncak.


Cara pengamatan :


  1. Kertas pias dipasang pada pukul 05.30 dan dilepas pada pukul 17.30.
  2. Kertas pias yang digunakan ada tiga macam, yaitu bentuk lurus, bengkok panjang dan bengkok pendek.
  3. Jadwal penggunaan masing-masing bentuk kertas pias tergantung letak pengamatan dan kedudukan matahari terhadap tempat tersebut.
  4. Pengukuran panjang penyinaran aktual dilakukan dengan ketelitian 0,1 jam dengan ketentuan sebagai berikut :


  • Untuk pembakaran dalam waktu singkat yang hanya meninggalkan lubang atau titik dikelilingi noda hangus bulat: sebuah noda bulat dihitung sebagai setengah dari garis tengah noda; dua sampai tiga bulatan diperhitungkan sebagai 0.1 jam.
  • Untuk periode pembakaran yang menghasilkan lubang yang memanjang (berbentuk garis), lama penyinaran tidak diperhitungkan penuh. Kedua ujung bulat dihitung sebagai faktor reduksi sebesar 0.1 jam.
  • Noda hangus yang tidak sampai melubangi kertas tetap diperhitungkan.
  • Untuk garis pembakaran terputus sesaat-sesaat, setiap pemutusan dianggap mengirangi lama penyinaran 0.1 jam.








B.  Termometer Bola Basah dan Bola Kering


Termometer bola basah dan bola kering adalah alat yang hampir sama sengan termometer lainnya. Alat ini berfungsi untuk mengetahui suhu udara dan kelembaban yang ada di lingkungan sektar.

Cara pengambilan data:
Pengambilan data dilakukan dengan cara melhat langsung skala yang ditunjukan oleh termometer basah ataupun termometer kering. Cara membacanya sama saja dengan termometer manual lainnya yaitu dengan melihat pergerakan cairan yang ada di dalam termometer tersebut.

Waktu Pengamatan:
Untuk ketepatan data yang lebih akurat maka biasanya data akan diambil pada tiga waktu yaitu pukul 06.00, 13.00 dan 17.00.













C.  Termohigrograf

Merupakan gabungan atau campuran dari termograf dan higrograf/higrometer. Termograf adalah termometer yang dapat mencatat sendiri dengan hasil catatan berupa grafik/kurva yang disebut termogram. Instrumen pengukur suhu setiap saat secara kontinu sushu udara adalah termograf dengan sensor bimetal (bilogam). Suhu direkam selam 1x24 jam (harian) atau 7x24 jam (mingguan). Ketelitian data rekaman dikoreksi dengan termometer bola kering. Termohigrograf merupakan salah satu alat pengukur suhu dan kelembaban pula.
Pemasangan Alat

  • Psikrometer dipasang pada statif dan diletakkandalam shelter Stevenson.
  • Termohigrometer dipasang dan diletakkan dalam shelter, dan langsung dibaca dalam skala yang ada di alat.
  • Pengamatan
  • Pengamatan dilakukan 3 kali yaitu 07.00; 13.00; dan 08.00.
  • Psikrometer diamati temperatur bola basah dan kering. Kelembaban relatif dilihat dalam tabel berdasar temperatur bola kering danselisih bola kering dan basah atau dibaca pada psikrometrik chart.
  • Higrometer diamati sehari sekali dan kelembaban dapat langsumr dibaca pada grafik.

D.  Termometer Maksimum-Minimum

Termometer Maksimum-Minimum adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu maksimal pada suatu hari tertentu sekalugus suhu minimun(terendah) pada hari yang sama pula. Alat ini memiliki dua sisi sekala, yaitu sebelah kiri untuk suhu minimun dan skala sebelah kanan untuk suhu maksimun.

Cara kerja alat :

  1. Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untuk bidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.
  2. Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan  kegunaan alat, bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan.
  3. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisannya

Cara pemasangan alat :
Alat dipasang pada sangkar meteo dengan posisi tegak
Cara pengamatan :

  1. Suhu maksimum dan minimum dibaca pada ujung bawah index.
  2. Index bagian kanan menunjukkan suhu maksimum, index bagian kiri menunjukkan suhu minimum.
  3. Pengamatan dilakukan pada sore hari pada pukul 16.00/
  4. Setelah pengamatan, untuk pengamatan hari selanjutnya tombol kemudi ditekan sedemikian sehingga ujung bawah index berhimpit dengan permukaan kolom air raksa.




E. Bak/Panci Evaporasi

Panci Evaporasi terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya.


Cara kerja alat :

  1. Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untukbidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.
  2. Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan.
  3. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisannya.


 Cara pemasangan alat :

  1. Panci diletakkan pada balok kayu yang disusun datar diatas permukaan tanah.
  2. Air bersih dimasukkan setinggi 20 cm, permukaan air dijaga jangan kurang dari 2,5 cm dari batas tersebut, jika tinggi air kurang dari 10 cm dari dasar dapat berakibat kesalahan hingga 15%.


Cara pengamatan :

  1. Mula-mula ujung kail (hook) diatur dengan skrup pemutar tepat menyentuh permukaan air, kemudian tinggi air dapat dibaca pada penera (sampai ketelitian 0,02 mm).
  2. Pada sore hari berikutnya, ujung kail diatur kembali sampai menyentuh permukaan air.
  3. Selisih pembacaan pertama (PI) dengan pembacaan kedua (PII) merupakan besarnya penguapan air.
  4. Jika terdapat hujan, maka rumus perhitungan evaporasi adalah : PI-PII+CH (dalam mm). Kapasitas maksimum jika terjadi hujan sebesar 50 mm pada periode pengamatannya.
  5. Penguapan yang terukur adalah pada permukaan air terbuka




F.  Ombrometer
 
Ombometer adalah alat untuk mengukur intensitas curah hujan, bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :

  1. Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong ( bagian atasnya ) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin ( lingkaran ) dengan luas 100 Cm2.
  2. Bak tempat menampung air hujan.
  3. Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
  4. Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
  5. Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 Cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.


Cara pengamatan :

  1. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
  2. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
  3. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
  4. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
  5. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
  6. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
  7. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
  8. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
  9. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
  10. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
  11. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.




G.  Aktinograf

Aktinigraf adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.

Prinsip Kerja Alat:
Prinsip kerja alat  tersebut adalah perbedaan panjang akibat adanya perbedaan temperatur.   Kemudian bimetal diatur sedemikian rupa sehingga bila kedua lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena akan menunjukkan angka nol. Kemudian jika terdapat radiasi matahari yang mengenai lempengan - lempengan tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang sifatnya kurang menyerap panas.

Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena yang apabila terjadi perubahan temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena. Pena tersebut bergerak naik turun. Makin besar intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan logam maka makin besar pula perbedaan temperatur kedua logam tadi. Semakin besar perbedaan temperatur semakain besar pula perbedaan panjang sehingga pena bergerak semakin tinggi.

Sistem pencatatan pena pada pias dilakukan secara mekanis. Pena bergerak naik turun pada pias yang yang digulung pada silinder jam sehingga dapat membuat jejak (grafik) pada kertas pias yang direkatkan pada silinder yang berputar. Kertas pias tersebut terdapat skala waktu dan satuan luas Dari kertas pias tersebut dapat kita peroleh hasil rekaman intensitas radiasi matahari total di suatu tempat selama waktu tertentu ( harian atau mingguan).

Pengambilan Data:
Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat langsung nilai/angka yang terdapat pada kertas pias, dengan memperhatikan hari dan jam pada kertas pias.




H. Termometer Tanah
 
Termometer tanah adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu di dalam tanah pada kedalaman-kedalaman tertentu. Selain untuk melihat suhu, alat ini dapat digunkan untuk melihat kelembaban yang ada didalam tanah itu sendiri.

Cara kerja alat :

  1. Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus untukbidang pertanian serta dijelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan.
  2. Mengamati alat-alat pengukur anasir cuaca kemudian mencatat nama dan kegunaan alat, bagian-bagian penting dari alat, satuan dan ketelitian pengamatan, keterangan dari prinsip dan cara kerja, cara pemasangan serta cara pengamatan.
  3. Dari hasil pengamatan kemudian dibuat uraian singkat mengenai perbandingan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati baik dari segi ketelitian pengamatan maupun kepraktisannya.


Cara pemasangan alat :

  1. Dibuat lubang pada tanah dengan jeluk tertentu dengan bor.
  2. Bagian reservoir termometer dimasukkan lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian.


Cara pengamatan :
Setelah stabil suhu dibaca langsung pada skala yang ditunjukkan. Saat pencatatan suhu tanah harian juga seperti cara pencatatan pada suhu udara harian.



I.  Mini Weather Station

Mini weather station adalah alat portebel yang lengkap yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur cuaca dalam satu waktu yang sama. Pada dasarnya alat ini sudah dapat mewakili hampir sebagian besar dari alat-alat yang ada di stasiun cuaca. Sistem dari alat ini menggunakan signal wifi sebagai media pengiriman datanya secara digital pada komputer reciver. Meskipun dengan beragam kelebihannya, alat ini tidak boleh dipasang pada stasiun cuaca daerah yang besar. Hal ini dikarenakan, data yang dibaca dari semua unsur-unsur cuaca biasanya kurang standar/ tidak akurat. Namun, alat ini sudah cukup untuk memberikan gambaran tentang kondisi yang sebenarnya.

Cara kerja alat:
Alat ini bekerja secara otomatis. Alat ini memiliki panel surya yang berfungsi sebagai pengolah cahaya matahari menjadi energi listrik yang akan digunakan oleh alat ini. Data-data yang dibaca oleh alat ini akan secara otomatis dikirimkan ke reciver dengan menggunakan perangkat wifi.

Waktu Pengamatan:
Waktu pengamatan dari alat ini dapat dilakukan kapan saja. Kita hanya perlu melihat data yang didapat pada reciver yang ada dan langsung dapat kita olah dengan menginputnya kedalam komputer.



1.3 Pengolahan Data
Pungumpulan data di stasiun cuaca ini dilakukan secara manual dengan cara melihat langsung data pada setiap alat yang ada di stasiun cuaca ini. Pengamat yang bertanggung jawab atas stasiun ini adalah tim dosen dari Fakultas Pertanian Unila. Data-data yang didapatkan oleh stasiun ini biasany digunakan untuk bahan ajar mahasiswa dan juga sebagai patokan data untuk mahasiswa yang sedang melakukan penelitian.


1.4 Evaluasi/Saran
Stasiun cuaca yang ada Lab. Terpadu FP Unila adalah sebuah aset yang sangat berharga baik bagi dosen maupun bagi mahasiswa. Stasiun ini akan memberikan banyak manfaat apabila pelaksanaannya di lakukan secara optimal. Hendaknya di stasiun ini harus memiliki pengamat tetap yang akan selalu mengamati dan merawat alat-alat yang ada agar tidak cepat rusak. Pengamat tersebut juga hendaknya dapat memberikan laporan dari setiap hasil yang didapat agar dapat digunakan oleh seluruh dosen dan mahasiswa baik di fakultas pertanian ataupun fakultas lainnya.







DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. Kelembaban Udara. http://www.sumberajaran.com/2012/12/kelembaban-udara.html           (diakses pada 15 April 2015).
Anonim. 2013. Penguapan. http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan (diakses pada 15 April 2015).
Armando,William. 2012. Laporan Klimatologi.                                                                                                http://protesttheprogressive.blogspot.com/2012/03/laporan-klimatologi.html (diakses pada 15 April 2015).
Maulana,Y. 2013. Actinograf Bimetal. http://yusupmaulana09.blogspot.com/2013/11/actinograf-                   bimetal.html (diakses pada 15 April 2015).
Maulina,Christiani. 2013. Campbell Stokes. http://christinmori.blogspot.com/2013/06/campbell-                    stokes.html (diakses pada 15 April 2015).
Nababan,M. 2012. Alat Ukur Suhu Klimatologi. http://marisanababan.blogspot.com/2012/06/alat-                   ukur-suhu-klimatologi.html (diakses pada 15 April 2015).
Veanti,Okta. 2009. Alat Pengukur Penguapan Evaporimeter.                                                                               http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/11/alat-pengukur-penguapan-evaporimeter.html             (diakses pada 15 April 2015).






Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mahasiswa Baru?

Popular